Sabtu, Juli 19, 2014

MIRIS! Masih Ada Saja Orang Unggah Foto Korban Kecelakaan di Sosmed Tanpa Sensor

Tweet dari @tausiyahku (sudah saya sensor)

"MIRIS" adalah satu kata yang saya ungkapkan ketika masih saja ada pengguna sosial media yang tak cerdas. Bukan bermaksud menggurui, saya sendiri masih banyak kurangnya sana-sini.
Fenomena pengeboman yang tidak manusiawi di Jalur Gaza yang saat ini sedang ramai memang seolah terlupakan oleh berita-berita lain, misalnya pesta demokrasi Tanah Air atau mungkin Pesawat Malaysia Airlines yang baru saja jatuh.


Peristiwa yang menimbulkan kematian ratusan jiwa itu memang sudah sepatutnya menyentuh hati nurani kita. Apalagi melihat korban anak-anak sebagai manusia yang masih belum tahu apa-apa. Namun yang jadi masalahnya adalah, 

Haruskah seseorang mengunggah foto anak yang menjadi korban bom dengan isi kepala yang keluar, atau bahkan anggota tubuh yang putus? ITU HARUS ????
Mungkin maksud mereka adalah untuk menyentuh hati nurani manusia-manusia berhati batu yang seolah buta akan itu. Namun apakah Anda tahu jika dengan mengunggah foto korban kecelakaan tanpa sensor itu salah?
Dalam dunia maya memang kita bebas mau melakukan apa, unggah foto seperti ini juga mungkin tak akan menimbulkan masalah.

Namun sekali lagi saya tegaskan, apakah itu sebuah keharusan mengunggah foto tanpa sensor ke media sosial? Jika maksud Anda untuk menyentuh nurani, lalu kemana hati nurani Anda sendiri?

Kita masih menganut budaya ketimuran, bukan berarti budaya itu harus kita tinggalkan saat kita sedang singgah di 'dunia lain'. Jika pers sudah ada Kode Etik Jurnalistik yang mengharuskan sensor, lalu apakah harus dibuat juga Kode Etik Bersosial Media?

Iya, saya mengerti sosial media itu bebas, sosial media itu milik Anda sendiri, tapi yang perlu Anda ingat, di Twitter ada Followers yang mungkin melihat postingan Anda, di Facebook juga ada teman Anda yang juga melihat apa yang Anda unggah.

Jika memang Anda merasa mengunggah foto tanpa sensor harus dilakukan untuk menyentuh hati nurani, tolong gunakan hati nurani Anda terlebih dahulu.

Contoh: korban kecelakaan di jalanan yang sudah terluka parah yang membutuhkan pertolongan lalu Anda menemuinya dan kemudian tak menolongnya malah memfoto lalu mengunggahnya di media sosial. Jika Anda bermaksud untuk memberi informasi, jadilah wartwan sekalian. Jika itu hanya sebatas solidaritas, berilah pertolongan terlebih dahulu karena sudah ada wartawan yang pasti meliput kejadian yang juga baru saja Anda saksikan.

Sekali lagi, bukan bermaksud menggurui.
Salam :D


*Terkhusus untuk admin @tausiyahku, dan semua pengguna sosial media agar lebih bijak.
*Ini tweet yang menurut mereka perlu sekali di post

6 komentar:

  1. Setuju, seharusnya di sosial media itu ada aturannya mengenai sensor. Supaya gak kelewat bebas gitu..

    BalasHapus
  2. betul banget brooo
    paling kesel ane kalo ada yang maen asal posting yang begituan di medsos ga disensor dulu...

    BalasHapus
  3. Iya kak...itu sich perbuatan yang tidak terpuji....mgkn yg ngupload itu gak sekolah kalik ya kak, smpe ndak tau mana perbuatan yg terpuji dan tidak ...
    Hihihihihihi

    BalasHapus
  4. Betul nih, seharusnya ada aturan..
    Mungkin maksudnya menyentuh hati nurani, tapi kalo yang ngeliat lagi makan gimana(?) Iya kan :|

    BalasHapus